Dalam
Alquran dijelaskan:
{قل لو كان البحر مدادا لكلمات ربي لنفد البحر قبل أن تنفد كلمات ربي ولو جئنا بمثله مدادا }
Artinya: Jikalau sekiranya air laut dijadikan sebagai tinta untuk menuliskan ilmu Tuhanku maka akan habis air laut itu sebelum habis ilmu Tuhanku, dan tak akan habis ilmu Tuhanku walaupun didatangkan air laut yang sama. (QS: 18: 109).
Jika anda ingin mengetahui seberapa luas dan dalam ilmu Tuhan,
maka jadikanlah lautan sebagai tintamu untuk menuliskan ilmunya, sampai tinta
itu habis dan kering ilmu Tuhan belum habis sebab bagaimanapun lautan luasnya
tak akan pernah mampu menuliskan ilmu Tuhan yang tak terbatas (Razy, vol XVI:
177).
Ayat di atas tidak menunjukkan bahwa manusia tidak mampu mengais
secuil ilmu Tuhan. Justru ayat di atas memperlihatkan dan menggambarkan sikap
yang sewajarnya dimiliki oleh seorang muslim. Seorang muslim sewajarnya tak
letih untuk terus menuliskan dan menggali ilmu Tuhan. Sebab Tuhan telah
menjamin bahwa ilmuNya tak akan pernah habis, sekuat dan segigih apapun manusia
mengeksplorasinya.
Tauhid sebagai sumber kelahiran sains lalu memiliki makna yang
dalam untuk menyelamatkan manusia dari kehancurkan akibat kemajuan sains itu
sendiri. Jangan manusia untuk menggapai ilmu pengetahuan dimulai dari adanya
yang absolut (Vasr, 1997: 3). Scientia sacra membawa dari semua kunkungan
(Nasr, 1997: 357). Sebab, Yang Suci itu tidak lain adalah Tak Terbatas dab
Abadi. Sementara, semua kungkungan dihasilkan dari kelalaian yang mewarnai
realitas akhir dan tak dapat direduksi menjadi keadaan kosong sama sekali dari
kebenaran (Nasr, 1997: 357).
Tauhid dilihat dari istilah ialah mengesakan Allah swt baik dari
segi dzat, sifat dan asma-Nya. Sedangkan sains adalah pengetahuan sebagaimana
adanya (sesuai fakta). Dengan adanya sains ini, seseorang akan menyimpulkan
bahwa apa yang ada di jagad raya ini menjadi bukti adanya sang pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar